PEMIMPIN PENGGERAK PERUBAHAN YANG VISIONER MENUJU KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA YANG INKLUSI

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu pemimpin sebagai subjek, dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan cara memimpin.

Tanggal 29 – 30 September 2017 diadakan penguatan kapasitas bagi bintang penggerak peduli Anak Buruh Migran, selanjutnya disebut ABM, di Kabupaten Sumba Barat Daya melibatkan 40 peserta dari 4 desa dan 2 kecamatan dampingan program. Tema kegiatan adalah PEMIMPIN PENGGERAK PERUBAHAN YANG VISIONER MENUJU KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA YANG INKLUSI.

Tujuan pelatihan pemimpin yang visioner penggerak perubahan ini adalah membangun gerakan Peduli ABM berbasis pada nilai-nilai yang membebaskan, menghargai, dan bangga menjadi anak – anak Humba. Sasaran kegiatan ini adalah penguatan kapasitas bagi para pendamping ABM. “Semua orang bisa menjadi penggerak atau bintang perubahan dan mereka inilah yang disebut sebagai pemimpin yang visioner. Setiap orang harus berani mengatakan dengan keyakinan yang kuat bahwa saya adalah seorang pemimpin,” demikian penggalan dari kata pembuka yang disampaikan oleh P. Mike M. Keraf selaku Pimpinan YPK Donders ketika membuka kegiatan tersebut.

Metode yang digunakan membangkitkan 12 nilai dari LVE. Dengan membangun semangat dan kesadaran dari hati dan curahan hati yang penuh kasih. Akhirnya membuat kita bebas, merdeka untuk melakukan perubahan yangg lebih kuat.

Terima Kasih kepada The Asia Foundation yang mendukung kami dengan teori dan praktik LVE, Mas Budhy Munawar Rachman, Mba Rani dan Mas Yudi serta LPKP JATIM yang memberi ruang untuk kami berbagi. Buat Tim Fasilitator YPK Donders pak Ayub Ady Kiuk, Sesilia Raingo, Margaretha Oa Koten dan seluruh Tim PEDULI ABM.

Usaha memberantas persoalan ABM di Sumba Barat Daya, selanjutnya disingkat SBD, di tengah kepincangan birokrasi dan situasi masyarakat yang kurang mendukung terciptanya suatu keadaan ekonomi yang baik, bukanlah hal yang mudah. Persoalan kurangnya perhatian pemerintah pada persoalan ABM dan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap sistem merupakan celah yang mempersulit gerakan peduli ABM di SBD. Karena itu, jika ingin menuntaskan persoalan ABM di SBD maka yang perlu dibenahi terlebih dahulu adalah akar yang menciptakan persoalan ini kian meningkat. Semua orang harus bisa menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan setelah itu mulai keluar untuk menjadi penggerak perubahan yang makin meluas. Secara umum atribut personal atau karakter yang harus ada atau melekat pada diri seorang pemimpin adalah:
1. mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih baik daripada orang-orang yang dipimpinnya,
2. juara, artinya memiliki prestasi baik akademik maupun non akademik yang lebih balk dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
3. tangungjawab, artinya memiliki kemampuan dan kemauan bertanggungjawab yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
4. aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi sosial dan melakukan sosialisasi secara aktif lebih balk dibanding oramg-orang yang dipimpinnya, dan
5. memiliki keinginan atau kemauan untuk berubah yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya.

Bangga menjadi Humba harus menjadi kata kunci yang mendorong lahirnya semangat untuk menjadi pemimpin yang visioner.

By: Michael Kabatana

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *